Kamis, 07 Maret 2019

Laporan Percobaan 1


LAPORAN PRAKTIKUM
“ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN”


DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019 




VII. DATA PENGAMATAN

7.1    Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen

Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan.
CuO berwarna hitam, setelah dipanaskan tidak terjadi apa-apa warna CuO tetap hitam. Setelah pemanasan CuO menjadi kering.
2.
Ditambahkan gula kedalam CuO
Tidak terjadi reaksi, CuO dan gula tidak tercampur.
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 kemudian dipanaskan.
Terdapat uap air diatas tabung reaksi yang menandakan adanya Hidrogen.
Dan terdapat gelembung gas pada tabung yang lain yang menandakan  adanya gas CO2.

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein

Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Kawat tembaga dipanaskan
Terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga.
2.
Ditetesi 2 tetes Benzen dan dipijarkan kembali
Kawat tembaga yang tadinya berwarna kemerahan mulai berubah menjadi warna putih.


b. Tes CaO
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO dan ditambahkan 2 tetes Benzen
Tidak terjadi perubahan, larutan tetap berwarna bening.
2.
Didihkan dengan 5-10 mL air suling, dituangkan dalam larutan HNO3 encer
Ketika dididihkan warnanya menjadi keruh dan terdapat gelembung gas. Kemudian ketika ditambahkan HNO3 encer warnanya menjadi jernih.


7.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
a. Belerang
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan Larutan L (NaOH) dengan asam asetat, didihkan dan periksa gas yang dihasilkan yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Hasil yang diperoleh warnanya bening suhu menjadi hangat dan terdapat sedikit minyak. Air menjadi mendidih dan timbul gelembung gas kemudian larutan naik ke permukaan tabung.
2.
Pada larutan L yang lain, ditambahkan 1-2 tetes Na-Nitroprosida
Kami memakai 2 tetes Na-Nitroprosida. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi kuning jernih.

b. Nitrogen
1. Ammoniak
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Larutan L (Ammoniak) ditambah FeSO4
Pada larutan terdapat gumpalan Coklat kehitaman.
2.
Ditambahkan FeCl3 1 tetes
Terdapat warna kuning pada larutan.
3.
Ditambahkan KF 10%
Gumpalan coklat kehitaman dan warna kuning yang terdapat pada larutan menjadi buyar.
4.
Ditambahkan 2 mL NaOH 10%
Gumpalan yang terdapat diatas larutan menjadi mengendap kebawah.
5.
Larutan di panaskan
Pada tepi gelas kimia terdapat warna putih dan di tengah larutan terdapat warna kuning.
6.
Ditambahkan 5 tetes H2SO4
Warna putih dan kuning yang terbentuk menjadi hilang dan timbul warna biru berlin lengket pada gelas kimia.

2. Putih telur
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Larutan L (Putih telur) ditambah FeSO4 , FeCl3, KF 10% , NaOH 10%
Putih telur yang berwarna bening menjadi warna kuning keemasan.
2.
Dididihkan kemudian didinginkan larutan
Timbul serbuk warna biru dongker yang mulai turun kebawah untuk membentuk endapan.

3.
Ditambahkan 5 tetes H2SO4
Terbentuk endapan yang berwarna biru berlin dan warna kuning emas tadi berubah menjadi warna kuning pudar.


c. Halogen
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL Larutan L dengan HNO3 encer
Timbul letupan-letupan pada larutan.

2.
Ditambah 5 mL Larutan AgNO3 encer (5-10%) dan didihkan
Warna ketika didihkan menjadi abu-abu kecoklatan dan terbentuk endapan halus yang banyak.


7.2     Penentuan Kelas Kelarutan
7.1.1 Kelarutan dalam air
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan air suling dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam air, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah air suling dan dikocok kuat-kuat
Putih telur larut dalam air tetapi larutan berwarna keruh (-).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah air suling dan dikocok kuat-kauat
Minyak tidak larut dalam air, terbentuk batasan antara minyak dan air dan larutan berwarna jernih (+).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah air suling dan dikocok kuat-kuat
Tepung larut dalam air tetapi larutan berwarna putih susu keruh (-).

7.1.2  Kelarutan dalam eter (Benzen)
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan Benzen dan dikocok kuat-kuat
Gula tidak larut dalam benzen, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah benzen dan dikocok kuat-kuat
Putih telur  tidak larut dalam benzene terdapat batas antara benzene dan putih telur tetapi larutan berwarna jernih (+).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah benzen dan dikocok kuat-kauat
Minyak bercampur dalam benzen, dan larutan berwarna jernih (+).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah benzen dan dikocok kuat-kuat
Tepung sedikit larut dalam benzen dan larutan berwarna keruh (-).

7.1.3  Kelarutan dalam NaOH 10%
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaOH 10% dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam NaOH, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kuat
Putih telur ditambah NaOH terdapat busa diatasnya tetapi larutan berwarna jernih (+).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kauat
Minyak tidak larut dengan NaOH terdapat batasan antara minyak dengan NaOH, dan larutan berwarna keruh (-).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kuat
Tepung tidak larut dengan NaOH, terdapat endapan dan larutan berwarna keruh (-).

7.1.4  Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaHCO3 5% dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam NaHCO3, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Putih telur ditambah NaHCO3 larutan berwarna jernih (+).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan NaHCO3 terdapat batasan antara minyak dengan NaHCO3, dan larutan berwarna jernih (+).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna keruh (-) dan timbul gelembung.


7.1.5  Kelarutan dalam HCl
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan HCl dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam HCl, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Terdapat endapan putih dibawah dan larutan berwarna keruh (-).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan HCl terdapat batasan antara minyak dengan HCl, dan larutan berwarna jernih (+).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna keruh (-).

7.1.6  Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Terdapat gumpalan gula ditengah berwarna coklat kehitaman dan larutan berwarna kuning jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Terdapat gumpalan diatas dan larutan berwarna keruh (-).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan H2SO4 terdapat batasan antara minyak dengan H2SO4, dan larutan berwarna jernih (+).

4.
Dimasukkan Tepung, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Tidak timbul panas da tidak timbul gas.

7.1.7  Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Gula sukar larut, gula menjadi menyebar dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna jernih (­+).

3.
Dimasukkan Minyak, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan H3PO4 terdapat batasan antara minyak dengan H3PO4, dan larutan berwarna keruh (-).

4
Dimasukkan Tepung, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna jernih.

VIII. PEMBAHASAN
          Analisa kualitatif yaitu suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/ sampel yang tidak diketahui.Sedangkan zat organik adalah zat yang memiliki komponen utamanya karbon, Hidrogen dan Oksigen. Pada praktikum kali ini, kita telah melakukan analisa kualitatif unsur-unsur zat organic dan penentuan kelas kelarutan. 
           Senyawa organik memiliki peran yang sangat penting bagi makhluk hidup. Jika kita mengetahui unsur apa yang terkandung didalam suatu senyawa organik dan bagaimana kelarutan dari unsur tersebut maka kita akan mengetahui peranan dari unsur itu didalam senyawa penyusunnya. Dan dari kita mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalam suatu senyawa kita akan mengetahui rumus empiris dan rumus molekul nya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36)
8.1     Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
      Karbon dan Hidrogen merupakan komponen utama dari senyawa organik. Mengidentifikasi unsur C dan H dalam gula. CuO kering ini dipanaskan diatas bunsen sampai mengering dan berwarna hitam. Kemudian ditambahkan gula kedalam CuO. Dirangkai alat dengan pipa pengalir gas sedemikian rupa, dan diisi Larutan Ca(OH)2 pada tabung reaksi yang lain. Setelah alat selesai dirangkai, tabung reaksi yang berisi CuO dan gula dipanaskan dan dihasilkan uap air pada tabung reaksi tersebut serta dihasilkan gelembung gas pada tabung reaksi yang berisi Ca(OH)2. Uap air yang dihasilkan pada tabung yang berisi campuran CuO dan Gula menandakan bahwa didalam zat tersebut mengandung gas Hidrogen. Dan gelembung gas yang dihasilkan pada tabung reaksi lain menandakan bahwa terdapat gas CO2 didalamnya. Produk reaksi berupa gas CO2 akan bereaksi dengan air kapur Ca(OH)2 membentuk endapan CaCO3. Adapun reaksi lengkapnya yaitu :
C12H22O11 + 24CuO  à 12CO2 + 11H2O + 24Cu
CO2 + Ca(OH)2 à CaCO3 + H2O
Oleh sebab itu gula disebut dengan senyawa organic karena mengandung unsur C dan O. Jadi percobaan penentuan unsur karbon dan hidrogen dikatakan berhasil.

8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
Untuk tes beilstein ini merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur halogen dalam suatu senyawa organik. Prinsip dasar tes ini adalah pemijaran. Dimana kawat tembaga dipanaskan sampai terbentuk warna kemerah-merahan dan tidak memberikan warna nyala yang lain dan kemudian ditetesi dengan 2 tetes Benzen. Penetesan benzene diberikan ketika kawat tembaga sudah didinginkan. Setelah itu di panaskan kembali kawat tembaga sehingga didapatlah perubahan warna pada kawat tembaga tersebut yang semula kemerahan berubah menjadi putih. Tetapi tidak berwarna putih merata hanya pada satu sisi yang terkena tetesan benzene saja sedangkan sisi yang lain tetap berwarna kemerahan.
b. Tes CaO
       Tes CaO dilakukan juga untuk mengidentifikasi adanya unsur halogen dalam sampel. CaO adalah Kalsium Oksida. CaO dimasukkan kedalam tabung reaksi besar dan dipanaskan sampai suhu tinggi, dan ditambahkan 2 tetes Benzen. Penambahan benzene ini dilakukan ketika CaO masih panas. Larutan CaO yang semula bening ketika ditambahkan benzene masih tetap sama bening. Kemudian ditambahkan air suling dan didihkan, warna larutan yang bening ketika dipanaskan berubah menjadi keruh dan terdapat gelembung gas yang menandakan pada larutan ini terjadi reaksi kimia. Setelah itu larutan dituangkan kedalam larutan HNO3 encer, Larutan yang berubah menjadi keruh tadi kembali ke warna semula yang jernih.

8.1.3 Metode leburan dengan natrium
a. Belerang
Larutan L yang kami gunakan pada percobaan yaitu NaOH. Larutan L diasamkan menggunakan asam asetat. Ketika larutan L di tambahkan asam asetat warna larutan menjadi jernih dan suhu nya menjadi hangat tetapi pada larutan tersebut terdapat seperti minyak-minyak diatas larutan. Larutan kemudian dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%, air kemudian mendidih dan timbul gelembung-gelembung gas akibat proses pemanasan dan larutan naik ke atas permukaan tabung dan membasahi kertas saring. Dan di bagian larutan L yang lain ditetesi 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida, larutan L berubah warna menjadi kuning jernih. Adanya warna kuning jernih yang timbul pada larutan mengindikasikan adanya unsur belerang pada sampel.
b. Nitrogen
Pada percobaan identifikasi nitrogen ini praktikan menggunakan 2 sampel yang akan diuji, yaitu Ammoniak dan putih telur. Adapun hasil dari percobaan kedua sampel sebagai berikut :
1.      Amoniak
Amoniak yang ditambahkan dengan 5 tetes FeSO4, pada larutan tersebut terbentuk gumpalan-gumpalan coklat kehitaman diatas. Kemudian ditambahkan FeCl­3, timbul pula warna kuning pada larutan. Ditambahkan KF 5 tetes, Gumpalan coklat kehitaman yang terdapat di atas larutan tadi menjadi buyar tidak beraturan. Ketika ditambahkan NaOH 10%, Gumpalan yang buyar tadi kemudian semua nya mengendap kebawah dan terbentuklah endapan di bawah gelas kimia. Endapan dan larutan tersebut dipanaskan, setelah selesai pemanasan terdapat warna putih pada tepi-tepi gelas tersebut dan warna kuning karena penambahan FeCl­3 tadi terdapat ditengah-tengah larutan. Langkah terakhir, larutan di tambahkan 5 tetes H2SO4, endapan menjadi hilang dan warna kuning juga menjadi hilang serta terbentuknya warna biru berlin yang lengket pada dasar gelas. Warna biru berlin yang terbentuk mengindikasikan bahwa dalam sampel terdapat unsur Nitrogen.
2.      Putih telur
Diambil 3 mL putih telur untuk di identifikasi ada tidaknya unsur nitrogen didalamnya. Kemudian putih telur dimasukkan kedalam tabung dan ditambahkan FeSO4, FeCl­3, KF dan NaOH kedalmnya sesuai prosedur yang ada di penuntun. Putih telur yang semula berwarna putih ketika ditambahkan semu larutan diatas berubah menjadi warna kuning keemasan. Larutan tersebut di panaskan dan ketika dingin timbul lah serbuk-serbuk halus berwarna biru dongker yang letaknya acak di dalam larutan. Ketika ditambahkan H2SO4 5 tetes, serbuk-serbuk yang tadinya melayang-layang pada larutan kemudian turun ke bawah membentuk endapan berwarna biru berlin dan larutan yang berwarna kuning keemasan tadi berubah menjadi kuning pudar. Adanya endapan biru berlin menandakan adanya unsur Nitogen didalam sampel.
c. Halogen
Larutan L yang kami gunakan pada identifikasi unsur Halogen yaitu larutan NaOH. Larutan L kemudian diasamkan menggunakan larutan asam nitrat encer. Ketika pencampuran antara larutan L dengan asam nitrat, timbul letupan-letupan pada larutan. Yang menandakan larutan tersebut bereaksi. Selanjutnya ditambahkan 5 mL AgNO3, warna larutan yang semula bening ketika ditambahkan AgNO3 berubah menjadi abu-abu kecoklatan. Terakhir, larutan di didihkan beberapa menit. Ketika di didihkan, terdapat banyak sekali endapan halus didalam larutan. Banyak nya endapan halus tersebut menandakan bahwa adanya Halogen didalam sampel, bila endapan hanya sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi tersebut.
8.2     Penentuan Kelas Kelarutan
         Pada penentuan kelas kelarutan ini, praktikan menggunakan 4 senyawa yang akan dianalisis. 2 senyawa yang padat dan 2 senyawa yang cair, yaitu : Gula, tepung, putih telur dan minyak. Untuk pelarut yang digunakan itu ada 7, yaitu : Air, Eter (Benzen), NaOH 10%, NaHCO3 5%, HCl, H2SO4 pekat dan H3PO4 pekat. Untuk pembahasan dari masing-masing kelarutan sebagai berikut :
8.2.1 Kelarutan dalam air
          Pada percobaan kelarutan dalam air, digunakan 4 sampel seperti yang disebutkan diatas. Tujuan dari digunakan nya 4 sampel adalah untuk membandingkan antara sampel yang satu dengan yang lainnya. Pada uji kelarutan dalam air ini tujuan nya untuk memperlihatkan apakah 4 sampel tersebut dapat larut dalam air semua atau tidak. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam air dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+) dapat larut dalam air. Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah air suling kemudian di kocok. Tepung dapat larutan dalam air tetapi terdapat gumpalan-gumpalan, karena mungkin jumlah air dan tepung nya tidak sesuai. Larutan tepung ini berwarna putih susu yang keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam air (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, ketika putih telur dicampurkan dengan air suling, telur dapat larut dalam air tetapi larutan nya berwarna keruh (-). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan air terdapat batasan antara minyak dan air, yang diatas adalah minyak dan dibawah adalah air. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan terdapat perbedaam densitas atau massa jenis dari suatu senyawa, dikarenakan minyak memiliki densitas yang kecil dari pada air maka pada pencampuran minyak dan air, minyak terletak diatas. Dan larutan nya berwarna jernih (+).
8.2.2 Kelarutan dalam eter
       Pada percobaan kelarutan dalam eter juga digunakan 4 sampel seperti yang disebutkan diatas. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan benzen kemudian dikocok. Gula tidak dapat larut dalam benzen dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah benzen kemudian di kocok. Tepung dapat sedikit larut dalam benzene. Larutan tepung ini berwarna keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam benzen (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, ketika putih telur dicampurkan dengan air suling, telur tidak dapat larut dalam benzene, terdapat batasan antara putih telur dengan benzene seperti halnya minyak dengan air tetapi larutan nya jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan benzen, minyak dapat bercampur dengan benzen. Dan larutan nya berwarna jernih (+).
8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10%
        Pada percobaan kelarutan dalam NaOH juga digunakan 4 sampel seperti yang disebutkan diatas. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan NaOH kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam NaOH dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah NaOH kemudian di kocok. Tepung tidak dapat larut dalam NaOH dan terbentuk gumpalan tepung dibawah tabung. Larutan tepung ini berwarna keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam NaOH (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, terdapat busa diatas larutan dan memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan NaOH, minyak tidak dapat bercampur, da nada batasan antara minyak dengan NaOH, larutan nya keruh (-).
8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
      Pada percobaan kelarutan dalam NaHCO3 5% juga digunakan 4 sampel. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan NaHCO3 kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam NaHCO3 5% dan terdapat gelembung-gelembung pada larutan. Serta memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan berwarna keruh (-) dan timbul gelembung. Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan NaHCO3, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan NaHCO3, larutan nya jernih (+).
8.2.5 Kelarutan dalam HCl

       Pada percobaan kelarutan dalam HCl juga digunakan 4 sampel. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HCl kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam HCl dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan berwarna keruh (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang keruh (-) dan terdapat endapan putih dibawah. Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan HCl, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan HCl, larutan nya jernih (+).
8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
       Pada percobaan kelarutan dalam HCl juga digunakan 4 sampel. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan H2SO4 pekat kemudian dikocok. Warna yang dihasilkan jernih (+) tetapi warna nya kuning jernih dan gula dapat larut tetapi lambat. Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Tetapi tidak timbul panas dan tidak timbul gas yang menandakan tidak terjadinya reaksi. Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang keruh (-) dan terdapat gumpalan diatas. Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan H2SO4, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan H2SO4, larutan nya jernih (+).
8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
      Pada percobaan kelarutan dalam HCl juga digunakan 4 sampel. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan H3PO4  pekat kemudian dikocok. Warna yang dihasilkan jernih (+) tetapi gula sukar larut, dan gula nya menyebar. Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan yang dihasilkan jernih (+). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan H3PO4, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan H3PO4, larutan nya keruh (-).

IX. Pertanyaan pasca praktikum
1. Pada penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan sampel minyak, dapat kita lihat bahwa semua pelarut tidak dapat bercampur dengan minyak kecuali benzene. Apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi ?
2. Apakah yang menyebabkan gula dapat larut dengan cepat pada HCl tetapi sukar larut pada H2SO4 sedangkan keduanya merupakan asam kuat ?
3. Pada analisa unsur karbon dan hidrogen, apa yang menyebabkan terjadinya gelembung gas pada tabung reaksi yang berisi Ca(OH)2 ?

X. Kesimpulan
     Adapun kesimpulan dari percobaan ini, yaitu :
1)   Analisa kualitatif yaitu suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/ sampel yang tidak diketahui. Prinsip dasar nya yaitu menganalisis sampel dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik yang digunakan misalnya pemisahan, pengendapan, dll.
2)     Tahapan kerja untuk menganalisis karbon dan hidrogen yaitu menggunakan serbuk CuO dan gula yang dipanaskan. Untuk menganalisis Belerang, Nitrogen dan Halogen digunakan larutan X yang nantinya akan diuji terdapat atau tidaknya belerang dalam larutan X tersebut.
3)  Menganalisa larutan unknown yang dapat kami lakukan pada percobaan kali ini seperti pada penentuan Belerang, Halogen dan Nitrogen. Pada Nitrogen larutan L yang kami gunakan yaitu amoniak dan putih telur.

XI. DAFTAR PUSTAKA
Gandjar & rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36  Diakses pada 21 Februari 2019
Tim praktikum kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I.      Jambi :                              Universitas Jambi.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro. Jakarta : PT.     Kalman Media                  Pusaka.

Wawan, B.R. 2009. Kimia Berbasis Eksperimen 3. Solo : PT. Tiga serangkai.

XII. LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Pemijaran Kawat Tembaga Pada Uji Beilstein
Gambar 2. Proses Kelarutan Putih Telur dalam 6 pelarut berbeda
Gambar 3. Proses kelarutan minyak dalam 6 pelarut berbeda




3 komentar:

  1. Saya YUli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya sampel minyak dengan benzen dapat bercampur dikarenakan kedua pelarut tersebut memiliki sifat yang sama yaitu pelarut nonpolar.oleh karena itu kedua pelarut tersebut dapat saling bercampur. Trmakasih

    BalasHapus
  2. Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya kelarutan suatu zat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu Konsentrasi atau kepekatan dari pelarut nya. Asam sulfat dan HCl benar sama-sama asam kuat tetapi kepekatan HCl dan asam sulfat yang digunakan pada percobaan yg dilakukan mungkin saja berbeda. Faktor kedua yaitu pengocokan/pengadukan, pada proses pengadukan antara tabung HCl dan tabung asam sulfat berbeda kecepatan nya sehingga mempengaruhi kecepatan dari suatu zat untuk dapat larut.

    BalasHapus
  3. Saya Agustri manda sari (A1C117035) akan menjawab pertanyaan nomor 3 yaituJawaban no 3 : Pada percobaan analisa karbon dan hidrogen, pada tabung reaksi yg berisi Ca(OH)2 akan dihasilkan gelembung yang nenandakan bahwa pada reaksi yg terjadi tersebut terdapat gas CO2 dimana jika pemanasan terus dilakukan akan terbentuk endapan CaCO3. Terimakasih

    BalasHapus