LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMURNIAN ZAT PADAT”
DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.1 Rekristalisasi
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Di masukkan 2
sudip Asam benzoat, 1 sudip norit dan 1 sudip glukosa kedalam gelas kimia
kemudian ditambah kan air panas.
|
Semua zat
yang dimasukkan kedalam gelas kimia dapat larut sempurna
|
2.
|
Disaring
larutan menggunakan kertas saring
|
Terdapat
butiran-butiran pada kertas saring
|
3.
|
Dijenuhkan
atau didinginkan larutan menggunakan batu es
|
Terdapat
Kristal-kristal pada bagian bawah gelas, bagian atas dan disamping-samping
gelas kimia tersebut
|
4.
|
Diuji titik
leleh Kristal tersebut
|
Didapat lah
hasil titik leleh yaitu 117°C saat mulai meleleh dan 120°C saat semua Kristal
meleleh sempurna
|
7.2 Sublimasi
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkaan 2 gram naftalen tercemar kedalam cawan penguap,
kemudian ditutup menggunakan kertas saring dilobangi kecil-kecil. Diletakkan
corong diatas nya dan diberi sumbat. Lalu dipanaskan
|
Pada proses
pemanasan terbentuk Kristal-kristal yang terdapat pada kertas saring dan juga
pada pinggir-pinggir corong
|
2.
|
Diambil
Kristal dan diuji titik leleh
|
Didapat lah
hasil titik leleh yaitu 78°C saat mulai meleleh dan 80°C saat semua Kristal
meleleh sempurna menggunakan manual. Sedangkan ketika dicoba menggunakan MPA didapat
hasil titik leleh yaitu 79°C saat mulai meleleh dan 80,3°C saat semua Kristal
meleleh sempurna
|
VIII. Pembahasan
Kita dapat
memurnikan zat padat yang telah tercemari dengan melakukan teknik khusus. Caranya yaitu kita harus mencari tahu sifat
fisika dan kimia dari zat padat yang akan kita murnikan tersebut. Teknik dalam
memurnikan zat padat itu bermacam-macam seperti dengan cara rekrstalisasi,
sublimasi dan kromatografi. Praktikan harus mempelajari teknik-teknik dalam
memurnikan zat padat tersebut baik melalui buku, internet ataupun yang lainnya.
Untuk kita mengetahui zat yang akan kita murnikan tersebut sudah murni atau
belum dapat kita uji dengan penentuan titik leleh (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).
8.1 Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah
pembentukan Kristal kembali. Cara kristalisasi ini yaitu dengan melarutkan zat
padat dengan pelarut yang cocok kemudian disaring ketika larutan masih panas
untuk memisahkan zat padat yang tidak larut semua didalam larutan. Pada proses
rekristalisasi ini kami menggunakan zat padat yaitu Asam benzoat. Sesuai dengan
judul praktikum ini adalah pemurnian zat padat oleh sebab itu asam benzoate yang
digunakan haruslah yang sudah tercemari oleh pengotor. Pengotor yang digunakan
untuk mencemari zat padat ini adalah zat yang sama-sama dapat larut dengan baik
didalam pelarutnya sehingga kami menggunakan zat pengotor yaitu glukosa. Kami
juga memakai norit pada praktikum ini. Yang mana norit berfungsi sebagai
katalis untuk mempercepat terjadinya pemurnian suatu zat padat tersebut.
Pertama Asam benzoate
+ glukosa + norit kami larutkan menggunakan air panas sedikit demi sedikit
sambil diaduk terus hingga semua zat larut. Larutan tersebut kami saring
menggunakan kertas saring sedangkan filtratnya ditampung didalam gelas kimia.
Pada kertas saring terdapat zat-zat yang tidak larut seperti norit tadi. Lalu
larutan yang masih panas tersebut kami jenuhkan atau dinginkan hingga terbentuk
Kristal. Larutan ini kami jenuhkan karena pada proses pelarutan nya digunakan
air panas yang mempunyai titik didih yang tinggi sehingga larutan tersebut
harus dijenuhkan. Setelah larutan dijenuhkan, terdapat Kristal-kristal pada
pinggi gelas kimia, pada bagian bawah dan juga pada bagian atas gelas kimia.
Pada proses pendinginan kami juga menggunakan es batu untuk membantu proses
pendinginan atau penurunan suhu. Kristal-kristal tersebut kami saring dan
keringkan. Untuk membuktikan proses rekristalisasi ini berhasil atau tidak kami
lakukan uji titik leleh. Dimana kami mendapatkan suhu saat Kristal mulai
meleleh yaitu 117°C dan suhu pada saat semua Kristal meleleh yaitu 120°C. Kami
dapat mengatakan bahwa proses rekristalisasi atau pemurnian asam benzoate ini
berhasil karena suhu titik leleh asam benzoate murni adalah 122,4°C dan hampir sesuai
dengan data pengamatan yang kami dapatkan.
8.2 Sublimasi
Sublimasi adalah proses
perubahan zat padat menjadi uap dan uap tersebut akan terkondensasi menjadi zat
padat kembali tanpa melalui fasa cair. Percobaan sublimasi ini zat padat yang
kami gunakan yaitu naftalen. Seperti halnya proses rekristalisasi, sublimasi
ini juga merupakan proses pemurnian zat padat itulah sebabnya kami tidak
menggunakan naftalen yang murni tetapi kami menggunakan naftalen yang sudah
tercemar dimana zat pengotor yang kami gunakan yaitu pasir dengan perbandingan
1 gram naftalen dan 1 gram pasir. Naftalen tercemar tersebut dimasukkan kedalam
cawan penguap yang ditutup rapat menggunakan kertas saring dan dilobangi
kecil-kecil. Lalu cawan penguap ini ditutup menggunakan corong yang telah
disumbat dengan kapas. Proses sublimasi ini menggunakan proses yang sangat
tertutup dikarenakan supaya tidak terdapat zat-zat yang menguap keluar. Lalu
cawan tersebut dipanaskan diatas Bunsen. Proses pemanasan dihentikan ketika
semua zat telah membentuk Kristal terjadi lebih kurang pada suhu 60°C. Sedangkan
naftalen tersebut berubah dari padat menjadi uap ketika suhu kamar atau lebih
kurang 27°C. Itulah sebabnya pada saat setelah pemanasan kami masih tetap bisa
menyentuh corong yang terdapat diatas cawan penguap. Kristal-kristal yang
terdapat pada corong dan juga kertas saring dikumpulkan untuk diuji titik
lelehnya. Kami mendapatkan hasil yaitu 79°C saat mulai meleleh dan 80,3°C saat
seluruh Kristal meleleh.
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa
pada proses rekristalisasi tidak menggunakan zat pengotor pasir seperti halnya
pada proses sublimasi ?
2. Apa
yang menyebabkan asam benzoat harus dilarutkan dengan air panas ?
3. Mengapa
pada proses sublimasi dilakukan pemanasan ?
X.
Kesimpulan
1. Pada
praktikum kali ini kami dapat melakukan proses rekristalisasi dengan
menggunakan asam benzoate yang telah tercemari.
2. Proses
rekritalisasi dapat dilakukan jika digunakan pelarut yang mempunyai titik didih
sekitar titik didih zat padatnya. Karena titik didih asam benzoate tinggi maka
kami menggunakan pelarut air panas yang juga mempunyai titik didih yang tinggi.
3. Pada
praktikum kali ini kami juga dapat memisahkan dan memurnikan campuran suatu zat
dengan cara sublimasi. Naftalen yang kami gunakan telah tercemari oleh pasir,
akan tetapi kami dapat memisahkan antara pasir dan naftalen dengan cara
memanaskan nya dengan keadaan cawan yang tertutup dengan kertas saring yang
telah dilobang-lobangi kecil.
XI.
Daftar Pustaka
Keenan. 2006. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Oxtoby. 2010. Kmia Organik I. Jakarta : Erlangga.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jambi : Universitas Jambi.
XII. Lampiran Gambar
Chang,
R. 2005. Kimia Organik II. Jakarta : Erlangga.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/Keenan. 2006. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Oxtoby. 2010. Kmia Organik I. Jakarta : Erlangga.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jambi : Universitas Jambi.
XII. Lampiran Gambar
Gambar 1. Proses pemisahan Campuran Asam benzoat tercemar |
Gambar 2. Proses penyaringan asam benzoat tercemar |
Gambar 3. Kristal yang terdapat setelah proses sublimasi |
saya Arnia Haiza Annisa ( A1C117049) akan menjawab nomor
BalasHapus3. menurut saya Supaya zat padat (naftalen) dapat berubah dari fase padat menjadi fase uap lalu dapat kembali menjadi fase padat tanpa melalui fase cair
Saya Mita Istiana (A1C117083) akan membantu menjawab pertanyaan no 1.Karena pada proses rekristalisasi zat pengotor yang dapat digunakan adalah zat pengotor yang dapat larut dengan baik didalam pelarutnya sedangkan jika kita menggunakan pasir maka pasir tidak dapat larut didalam air.
BalasHapusSaya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan mencoba menjawab nomor 2. Menurut saya karena asam benzoat memiliki titik leleh yang tinggi yang dapat larut jika menggunakan pelarut dengan titik didih yang tinggi pula itulah sebabnya asam benzoat dilarutkan dalam air panas.
BalasHapus