Rabu, 27 Maret 2019

Laporan Percobaan 4


LAPORAN PRAKTIKUM
“REAKSI-REAKSI HIDROKARBON”



DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019 


VII. Data Pengamatan

7.1 Clor dalam Karbon tetraklorida/Benzen
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan 1 mL alkana (bensin) kedalam tabung reaksi dan tambahkan 15 tetes HCl lalu diguncang dan ditempatkan ditempat terang atau terkena sinar matahari.
Larutan didalam tabung reaksi yang terkena sinar matahari berwarna kuning pudar
2.
Dimasukkan 1 mL alkane (bensin) kedalam tabung reaksi dan tambahkan 15 tetes HCl lalu diguncang dan ditempatkan ditempat gelap.
Larutan didalam tabung reaksi yang gelap berwarna kuning lebih pekat
3.
Ditiup dua tabung reaksi tersebut.
Terdapat atau timbul asap dari kedua tabung
4.
Diuji dengan menggunakan kertas lakmus
Pada tabung reaksi yang disinari matahari lakmus biru lebih cepat berubah menjadi merah dibandingkan tabung reaksi ditempat gelap

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Tabung reaksi dimasukkan 1 mL benzena dan ditambahkan 15 tetes HCl lalu dikocok. Diamati hasil
Setelah larutan dikocok dan didiamkan terdapat 2 lapisan pada larutan yang sama-sama berwarna bening

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Tabung reaksi dimasukkan 1 mL benzena dan ditambahkan 1 mL HCl lalu diamati hasil
Terbentuk 2 lapisan pada larutan. Lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah keruh

7.2 Clorinasi
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan 1 mL benzena edalam tabung reaksi lalu ditambah 3 tetes HCl. Lalu tabung reaksi dipanaskan dan diamati hasil
Benzena yang berwarna bening ketika ditambah HCl berubah menjadi kuning pada bagian atas. Setelah dipanaskan terdapat 2 lapisan pada larutan. Lapisan atas berwarn bening dan lapisan bawah seperti minyak berwarna kuning.
2.
Dimasukkan potongan besi kedalam tabung reaksi, ditambahkan 3 tetes HCl. Lalu tabung tersebut dipanaskan.
Pada saat potongan besi ditambah HCl terdapat gelembung-gelembung gas dan warna menjadi sedikit kuning. Setelah dipanaskan warna kuning pada larutan menjadi hilang dengan cepat dan terdapat banyak gelembung.

7.3 Larutan Kalium Permanganat
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan 1 mL Kalium permanganate kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5 tetes bensin. Digoyangkan dan dicatat hasil.
Warna Ungu berubah menjadi seperti merah betadine.
2.
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL benzena + 2 mL larutan kalium permanganate dan digoncang lalu diamati hasil.
Larutan tidak bercampur dan terdapat 2 lapisan. Lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna ungu.

7.4 Asam Sulfat Pekat
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan 2 mL asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 10 tetes n-heksana. Diigoncang
Larutan berwarna bening dan setelah dikocok terdapat 2 lapisan pada larutan serta terdapat busa.
2.
Dimasukkan 2 mL asam sulfat pekat kedalam tabung yang lain dan ditambahkan 10 tetes benzena. Digoncang
Larutan yang berwarna bening ketika digoncang menjadi keruh. Lalu setelah didiamkan terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning, lapisan tengah berwarna bening dan lapisan bawah berwarna kuning.

7.5 Asam Nitrat
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan campuran 0,5 mL benzena dan 4 mL asam nitrat kedalam tabung reaksi. Ditambahkan batu didih lalu dipanaskan selama 2 menit.
Campuran tersebut berwarna bening. Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi kuning jernih.
2.
Dituang larutan kedalam 5 gram es. Dan amati bau nya
Bau yang timbul pada larutan tersebut seperti bau semir sepatu.

7.6 Bahan tak dikenal
No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Tabung reaksi 1 dimasukkan senyawa X 2mL. Lalu ditambah air 2 mL.
Terbentuk 2 lapisan pada larutan.
2.
Tabung reaksi 2 dimasukkan senyawa X 2mL. Lalu ditambah Asam sulfat pekat 2 mL.
Terbentuk 2 lapisan pada larutan.
3.
Tabung reaksi 3 dimasukkan senyawa X 2mL. Lalu ditambah Kloroform 2 mL.
Terdapat cincin pada larutan.

VIII. Pembahasan

     Pada percobaan ini dibahas tentang senyawa-senyawa hidrokarbon. Dimana yang kita kenal selama ini bahwa senyawa hidrokarbon tersebut tersusun atas unsur karbon dan hidrogen biasanya disebut alkane, alkena dan alkuna. Senyaawa hidrokarbon ini seringkali kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk memasak. Pemanfaatan senyawa hidrokarbon ini dapat melalui reaksi pembakaran yang sempurna ataupun yang tidak sempurna. Reaksi-reaksi hidrokarbon ini juga sering kita gunakan pada bahan bakar kendaraan seperti bensin. Senyawa hidrokarbon ini terbagi menjadi hidrokarbon rantai lurus dan hidrokarbon bercabang dimana terdapat katalis yang dapat mengubah rantai lurus tersebut menjadi bercabang contoh katalisnya Aluminium klorida. Senyawa hidrokarbon ini juga dapat diubah menjadi alkil halide dengan jalan reaksi substitusi biasanya melalui klorinasi atau brominasi. Senyawa hidrokarbon tak jenuh yaitu yang memiliki ikatan rangkap dapat mengalami reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap tersebut menggunakan berbagai macam asam halida (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).

 8.1 Clor dalam Karbon tetraklorida/Benzen
a.   Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam memeprcepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon yang dikatakan berhasil apabila terbentuknya gas HCl pada sampel yang ditandai dengan warna larutan, bersifat asam dan beracun. Senyawa hidrokarbon yang kami gunakan pada percobaan ini yaitu alkana yang terdapat dalam bensin. Digunakan 2 buah tabung reaksi untuk dapat dijadikan perbandingan dua buah perlakuan yaitu yang mendapat cahaya matahari dan satunya yang ditempat gelap. Kedalam kedua tabung reaksi dimasukkan sampel yaitu bensin sebanyak 1 mL dan ditambahkan 15 tetes HCl. Kemudian di ujilah kedua tabung dengan perlakuan yang berbeda. Didapat lah hasil untuk campuran larutan yang disinari matahari kami mendapatkan warna larutan yaitu kuning pudar. Sedangkan pada campuran larutan yang ditempat gelap kami mendapatkan warna larutan yaitu kuning pekat. Selanjutnya kedalam kedua tabung diuji menggunakan kertas lakmus biru. Pada larutan yang di tempat terang lakmus biru tersebut dapat berubah menjad warna merah dengan cepat sedangkan pada larutan yang ditempatkan yang gelap lakmus biru berubah menjadi merah membutuhkan waktu yang sedikit lama dibandingkan yang ditempat terang. Dari perbedaan warna dan waktu perubahan kertas lakmus kita dapat melihat bahwa cahaya merupakan suatu katalis yang dapat mempercepat terjadinya reaksi. Dan dapat pula kita simpulkan bahwa uji clorinasi ini berhasil dimana larutan berubah menjadi kuning, terdapat asap ketika ditiup mulut tabung dan bersifat asam.
b.  Uji yang kedua ini bertujuan untuk melihat terbentuknya hydrogen klorida. Dimana pada percobaan ini kami menggunakan benzena sebanyak 1 mL kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 15 tetes HCl. Lalu tabung reaksi tersebut dikocok. Setelah dikocok, tabung tersebut kami diamkan hingga terbentuk 2 lapisan pada larutan. Jika dilihat dari densitas benzena dan HCl maka pada lapisan atas tersebut adalah benzena dan lapisan bawah adalah HCl. Dimana benzena bersifat non polar sedangkan HCl bersifat polar. Itulah yang menyebabkan kedua campuran tersebut tidak dapat bercampur. Dan sterdapat asap pada tabung reaksi yang menandakan terdapatnya gas Hidrogen klorida pada larutan.
c.    Pada percobaan ini sama seperti yang kedua yaitu digunakan benzena dan HCl hanya saja yang membedakan nya adalah komposisi masing-masing zat. Sebanyak 1 mL benzena dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL HCl. Lalu campuran tersebut digoncang hingga didapatkan larutan tersebut membentuk dua lapisan. Lapisan atas terdapat warna bening sedangkan lapisan bawah terdapat larutan yang keruh. 

8.2 Klorinasi
   Pada percobaan klorinasi ini kami menggunakan dua buah tabung reaksi dan menggunakan campuran zat yang berbeda. Pada tabung yang pertama kami memasukkan 1 mL benzena lalu ditambahkan 3 tetes HCl. Larutan benzena yang tadinya berwarna bening, ketika ditambahkan HCl maka terdapat warna kuning pada bagian atas larutan. Lalu tabung reaksi tersebut dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi air yang sudah dididihkan selama 15 menit. Didapatlah hasil yaitu warna larutan yang tadinya kuning pada bagian atas selama proses pemanasan akan turun kebawah atau kedasar tabung reaksi yang berbentuk seperti minyak sedangkan pada bagian atas larutan tersebut berwarna bening. Pada tabung reaksi yang kedua dimasukkan beberapa potongan besi kedalam tabung reaksi lalau ditambahkan 3 tetes HCl yang berfungsi supaya potongan besi yang menempel pada tabung reaksi dapat turun ke bawah tabung. Ketika penambahan HCl terdapat sedikit gelembung pada larutan dan sedikit warna kuning. Dilakukan hal yang sama seperti pada tabung reaksi yang pertama, setelah dipanaskan warna kuning yang terdapat pada larutan semakin lama semakin menghilang sedangkan gelembung nya semakin banyak. Dimana hal tersebut menandakan bahwa terdapat asam klorida yang dibebaskan.

8.3 Larutan Kalium Permanganat

       Uji menggunakan KMnO4 ini disebut juga dengan uji bayers. Pada uji bayers ini bertujuan untuk menunjukkan kereaktifan dari senyawa hidrokarbon terhadap oksidator kuat yaitu KMnO4 yang merupakan katalis. Dimana pada percobaan ini kami menggunakan senyawa hidrokarbon alkana yang terdapat pada bensin. Dimasukkan 1 mL KMnO4  kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes bensin. Digoyangkan tabung tersebut hingga didapat kan perubahan warna pada campuran tersebut. Campuran KMnO4 ditambah dengan bensin berubah warna dari ungu menjadi coklat.
       Pada tabung kedua digunakan larutan benzena 1 mL lalu ditambahkan 2 mL KMnO4 kedalam tabung reaksi. Setelah digoncang kami mendapatkan hasil yaitu larutan tersebut tidak bercampur dan menghasilkan 2 buah lapisan yaitu pada bagian atas berwarna bening sedangkan pada lapisan bawah berwarna ungu. Uji ini seharusnya memberikan hasil yang positif jika direaksikan dengan benzena yang mempunyai ikatan rangkap. Akan tetapi hasil yang kami dapatkan, terdapat perbedaan dengan teori dan kami menghasilkan perubahan warna jika oksidator kuat/ KMnO4 direaksikan dengan alkana.

8.4 Asam Sulfat pekat
     Pada percobaan asam sulfat ini kami menggunakan 2 buah sampel yaitu n-heksana dan benzena. Pada tabung yang pertama dimasukkan 2 mL asam sulfat pekat lalu ditambahkan 10 tetes n-heksana. Campuran larutan tersebut berwarna bening. Lalu tabung reaksi kami goncang sehingga menghasilkan busa dan terbentuk 2 buah lapisan. Pada tabung reaksi yang kedua dimasukkan 2 mL asam sulfat pekat lalu ditambahkan 10 tetes benzena. Campuran larutan tersebut berwarna bening selanjutnya kami goncang tabung reaksi dan terdapat busa pada larutan. Larutan tersebut membentuk 3 buah lapisan. Lapisan pertama berwarna kuning, lapisan tengah berwarna bening dan lapisan bawah berwarna kuning. Uji asam sulfat ini menghasilkan senyawa alkil sulfonat dari suatu alkane. Hal ini menunjukkan bahwa alkane dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam jumlah yang sedikit atau terjadi reaksi sulfonasi. Umumnya uji ini menghasilkan larutan yang berwarna bening dan terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya. Sedangkan bau yang ditimbulkan kurang mneyengat yang diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi (- SO3H) pada senyawa itu.  

8.5 Asam Nitrat
       Pada percobaan ini seharusnya dilakukan didalam lemari asam tetapi dikarenakan keterbatasan alat sehingga kami melakukan nya diluar ruangan. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,5 mL benzena dan 4 mL asam nitrat pekat lalu ditambahkan satu butir batu didih didalamnya yang digunakan untuk ketika pemanasan dilakukan batu didih tersebut dapat berfungsi mencegah pergolakan gelembung-gelembung gas. Larutan terseut berwarna bening. Selanjutnya larutan dipanaskan dan terjadi perubahan warna pada larutan dari yang tadinya berwarna bening menjadi warna kuning jernih. Setelah proses pemanasan, larutan tersebut dituangkan kedalam gelas piala yang berisi 5 gram es. Dan ditimbulkan bau yang khas yaitu seperti semir sepatu. Kami bandingkan bau yang ditimbulkan dengan bau nitrobenzene, ternyata bau yang dihasilkan sama-sama seperti bau semir sepatu.

8.6 Bahan Tak Dikenal
       Pada percobaan ini kami menggunakan senyawa X yang digunakan sebagai bahan tak dikenal. Dilakukan pengidentifikasi menjadi 3 buah tabung reaksi supaya didapatkan perbandingan. Kedalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 2 mL senyawa X lalu ditambahkan 2 mL air kedalam tabung reaksi satu, lalu 2 mL H2SO4 kedalam tabung reaksi dua dan 2 mL kloroform kedalam tabung reaksi tiga. Pada tabung reaksi yang pertama dan kedua kami mendapatkan hasil yaitu terdapat dua buah lapisan larutan yang tidak saling bercampur. Dimana pada bagian atas berwarna bening sedangkan pada bagian bawah sedikit keruh. Hal ini menandakan bahwa terdapat sifat yang berbeda antara pelarut dan zat terlarut. Dimana kita ketahui bahwa HCl dan H2SO4 memiliki sifat polar yang berarti senyawa X yang kita gunakan mempunyai sifat non polar yang menyebabkan keduanya tidak dapat bercampur. Lalu pada tabung reaksi yang ketiga kami mendapatkan hasil seperti cincin pada larutan. Dan kita ketahui bahwa yang memiliki cincin adalah senyawa benzena dan benzena juga memiliki sifat non polar sehingga berdasarkan identifikasi ini dapat disimpulkan bahwa senyawa X yang kita gunakan adalah Benzena.


IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
  1. Pada uji klorinasi terdapat dua buah tabung dengan perlakuan yang berbeda yaitu dengan terkena cahaya dan ditempat gelap. Mengapa terdapat perbedaan hasil yang ditimbulkan sedangkan memakai komposisi zat yang sama ?
  2. Bagaimana cara untuk mengetahui bahan tak dikenal apa yang dipakai saat praktikum ?
  3. Mengapa benzena direaksikan dengan HCl membentuk dua lapisan ?
X. Kesimpulan
  1. Senyawa Hirokarbon dan Aromatik cenderung tidak larut pada pelarut polar 
  2. Berdasarkan reaksi kimianya dapat diketahui bahwa hidrokarbon jenuh memiliki reaktivitas yang terbatas sedangkan hidrokarbon tak jenuh dan aromatik memiliki reaksi penting seperti adisi dan polimerisasi.
  3. Cara dan teknik untuk menguji golongan hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti uji klorinasi, melalui oksidasi kalium permanganat, melalui reaksi dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat.
XI. Daftar Pustaka
XII. Lampiran


Gambar 1. Proses pemanasan larutan pada uji asam nitrat

Gambar 2. Setelah asam nitrat dipanaskan lalu dituang kedalam es
Gambar 3. Larutan kalium permenganat bereaksi dengan alkana

Gambar 4. Larutan Kalium permanganat yang tidak bereaksi dengan benzena


3 komentar:

  1. Saya suci desmarani akan menjawab no 1
    Alasan Terdapat perbedaan hasil pada tabung yang diberi sinar dan ditempat gelap itu dikarenakan intensitas cahaya merupakan salah satu faktor dalam mempercepat terjadinya reaksi.

    BalasHapus
  2. Saya Mita Istiana (A1C117083) akan membantu menjawab pertanyaan no 3. Mengapa benzena direaksikan dg HCl membentuk 2 lapisan Karena Benzena merupakan senyawa non polar sedangkan HCl merupakan senyawa polar sehingga keduanya tidak dapat bercampur dan terbentuk dua lapisan.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, Dengan cara melakukan uji menggunakan beberapa bahan dan kita bandingkan hasil yang diperoleh lalu kita identifikasi sifat-sifat nya. (Dinda anggun,79)

    BalasHapus