JURNAL PRAKTIKUM
“KEISOMERAN GEOMETRI”
DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : Keisomeran Geometri
II. Hari/Tanggal : Jumat/ 26 April 2019
III. Tujuan : Adapun tujuan pada percobaan ini
yaitu
1. Dapat mengetahui azas dasar keisomeran
ruang, khususnya isomer geometri
2. Dapat mengetahui perbedaan konfigurasi
cis dan trans secara kimia dan fisika
IV. Landasan Teori
Isomer Geometri adalah suatu bentuk
keisomeran yang disebabkan oleh adanya perbedaan letak atau gugus ruangan.
Isomer geometri ini juga sering dikenal atau disebut dengan isomer cis-trans.
Isomer geometri tidak terdapat pada kompleks dengan struktur linear, trigonal
panar atau tetrahedral tetapi umumnya terdapat pada kompleks planar segi-empat
dan oktahedral. Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi pada ikatan kovalen
dapat menimbulkan kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer disebabkan
karena adanya ligan yang terikat dalam ruangan sekitar ion logam pusat.
Molekul-molekul atau ion-ion yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga
sifat-sifat dan banggunnya menjadi berbeda disebut sebagai senyawa isomer
(Fessenden,1997).
Gugus fungsi pada senyawa organik
itu dapat terdiri dari satu atau lebih yang terikat pada atom C baik yang
berikatan tunggal maupun yang rangkap. Pada gugus atau atom yang terikat dengan
atom C yang berikatan tunggal maka ia akan dapat bebas bergerak sehingga tidak
bisa dibedakan orientasi bidang ruang gugus fungsinya tetapi berbeda untuk
gugus atau atom yang terikat pada atom C rangkap atau rantai siklik maka gugus
atau atom tersebut tidak dapat begerak
atau berotasi bebas sehingga kita dapat mengidentifikasi orientasi ruang gugus
fungsinya itulah yang disebut dengan isomer geometri. Suatu isomer geometri dengan orientasi tertentu dapat
diubah orientasinya misalnya pada asam maleat atau cis-asam
butenadioat yang memiliki
dua gugus karboksilat umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan
asam fumarat atau trans-asam butena dioat.
Isomer didalam ilmu kimia adalah
molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama tetapi memiliki susunan atom yang
berbeda. Isomer ini kebanyakan juga memiliki sifat kimia yang sama antara satu
dengan yang lain. Dalam isomer juga terdapat istilah isomer nuklir yaitu
inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang berbeda. Contoh isomer
sederhana adalah C3H8O. Terdapa tiga buah isomer dengan
rumus kimia tersebut yaitu 2 molekul alkohol dan satu molekul eter. Dua buah
molekul alkohol yang dimaksud yaitu 1-propanol (n-propil alkohol) dan
2-propanol (isopropil alkohol). Pada molekul 1-propanol atom oksigen terikat
pada karbon ujung, sedangkan pada molekul 2-propanol atom oksigennya terikat
pada karbon kedua (tengah). Dari kedua alkohol memiliki sifat kimia yang hampir
sama. Sedangkan isomer yang memiliki molekul eter yaitu metil etil eter, dimana
atom oksigen terikat pada dua atom karbon, bukan satu atom karbon dan juga
memiliki satu atom hidrogen seperti halnya alkohol. Namun eter tidak memiliki
suatu gugus hidroksil (Underwood, 1987).
Adapun yang seringkali sangat
menentukn sifat-sifat dari suatu moekul adalah struktur atom-atom penyusun
dalam molekul tersebut. Jika konfigurasi cis dan trans merupakan dua gugus yang
reaktif satu terhadap yang lain, maka terkadang perbedaan geometri mudah
ditunjukkan secara kimia, seperti halnya asam maleat dan asam fumarat, yang
masing-masing merupakan cis asam butenadionat. Jika asam maleat tersebut kita
panaskan didalam suatu tabung tertutup dengaan suhu diatas titik lelehnya yaitu
130°C maka akan menghasilkan anhidrat maleat dan 1 molekul air. Tetapi jika
asam fumarat kita lakukan dengan perilaku yang sama maka asam fumarat tidak
meleleh akan tetapi menyublim pada suhu 128°C dan akan membentuk anhidrida
polimerik atau jika digunakan suhu yang tinggi akan berubah menjadi anhidrida
maleat. Perubahan isomer-isomer geometri, seperti asam maleat menjadi asam
fumarat akan terjadi jika ikatan rangkap C=C diubah untuk sementara waktu
menjadi ikatan tunggal C-C sehingga dengan ikatan tunggal inilah perputaran
dapat berlangsung dengan bebas.
(Tim Kimia Organik, 2016).
V. Alat
dan bahan
5.1 Alat
Adapun alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu:
·
Erlenmeyer 125 ml
·
Pembakar bunsen
·
Corong buchner
·
Labu bulat 400 ml
·
Alat penentu titik leleh
5.2 Bahan
Adapun bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
·
Kertas saring
·
Anhidrat maleat
·
HCl pekat
·
Kondensor refluks
VI. Prosedur Kerja
a.
Didihkan 20 ml air sulingdalam erlenmeyer 125 ml
b.
Ditambahkan 15 gr anhidrat maleat
c. Setelah larutan menjadi jerbih, didinginkan pada labu dibawah
pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari
larutan.
d.
Dikumpulkan asam maleat diatas corong Buchner
e.
Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya (jangan dibuang filtrat
yang mengandung maleat)
f.
Dipindahkan larutan filtrat kedalam labu bundar 100 ml
g.
Ditambahkan 15 ml HCl pekat
h.
Direfluks perlahan-lahan selama 10 menit. Kristalfumarat akan
mengendap dari larutan
i.
Didinginkan larutan pada suhu kamar
j. Dikumpulkan asam fumarat dalam corong buchner dan direkristalisasi
dalam air (kira-kira 12 ml per gr asam)
k.
Ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan melting blok logam.
Mari simak video dibawah ini yaa untuk menambah ilmu :)
PERTANYAAN :
1. Pada video tersebut, apa tujuan dilakukan nya perendaman menggunakan es batu ?
2. Berikan contoh dari isomer geometri !
3. Apa yang menyebabkan asam maleat dapat diubah menjadi asam fumarat ?
\