LAPORAN PRAKTIKUM
“KEISOMERAN GEOMETRI”
DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Sampel Apel
ditumbuk lalu disaring untuk mengambil 20 mL ekstraknya.
|
Didapat
ekstrak apel yang berwarna coklat seperti teh
|
2.
|
Ditambahkan
15 mL HCl
|
Warna tetap
coklat
|
3.
|
Campuran
tersebut kemudian direfluks
|
Proses
refluks dilakukan pada suhu 75°C dan warna larutan tersebut menjadi coklat
yang semakin lama semakin pekat
|
4.
|
Disaring
hasil dari proses refluks
|
Larutan tetap
berwarna coklat pekat, dihasilkan endapan berwarna hitam, bau yang timbul
seperti bau caramel.
|
VIII.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu tentang pengubahan asam maleat
menjadi asam fumarat. Dimana asam maleat yang kami gunakan adalah asam maleat
yang terkandung di dalam buah apel. Asam maleat ini yang menyebabkan adanya
rasa asam pada tumbuhan salah satunya buah apel. Asam maleat ini mengandung
gugus etilena yang berikatan dengan dua gugus asam karboksilat, asam maleat ini
merupakan isomer cis dari asam butenadionat. Sifat-sifat dari asam maleat
adalah dapat larut di dalam air.
Untuk mendapatkan
asam maleat didalam apel maka sampel apel kami ambil ekstraknya dengan cara
kami tumbuk atau digerus sebanyak 2 buah, kemudian disaring. Sebanyak 20 mL
ekstrak apel tersebut dimasukkan ke dalam labu dasar bulat yang sudah berisi
batu didih. Ekstrak apel yang kami dapatkan berwarna coklat seperti Teh.
Ditambahkan HCl sebanyak 15 mL, warna larutan masih tetap sama seperti warna
awal. Dirangkai alat untuk merefluks sampel tersebut. Di panaskan menggunakan
mantel pemanas selama 10 menit, semakin
lama sampel berubah menjadi semakin pekat dan proses refluks berlangsung pada
suhu 75°C. Kemudian hasil refluks
tersebut disaring sebanyak dua kali menggunakan corong Buchner didapatkan
filtratnya yang berwarna coklat pekat, dan endapan nya berwarna hitam, filtrate
yang dihasilkan memiliki bau seperti caramel. Filtrat tersebut di jenuhkan
menggunakan batu es tetapi setelah didiamkan beberapa lama tidak ada terbentuk
Kristal sedikitpun pada labu. Filtrat tersebut masih benbentuk cairan.
Gugus fungsi pada senyawa organik itu dapat terdiri dari satu atau lebih yang terikat pada atom C baik yang berikatan tunggal maupun yang rangkap. Pada percobaan ini kami menggunakan asam kuat (HCl) sebagai katalis untuk mengubah ikatan rangkap C = C menjadi ikatan tunggal C-C. Pada gugus atau atom yang terikat dengan atom C yang berikatan tunggal maka ia akan dapat bebas bergerak sehingga tidak bisa dibedakan orientasi bidang ruang gugus fungsinya tetapi berbeda untuk gugus atau atom yang terikat pada atom C rangkap atau rantai siklik maka gugus atau atom tersebut tidak dapat begerak atau berotasi bebas sehingga kita dapat mengidentifikasi orientasi ruang gugus fungsinya itulah yang disebut dengan isomer geometri. Suatu isomer geometri dengan orientasi tertentu dapat diubah orientasinya misalnya pada asam maleat atau cis-asam butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam butena dioat http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
Pada percobaan ini
kami menggunakan proses perefluksan dikarenakan pengubahan asam maleat menjadi anhidrida
maleat memerlukan suhu yang tinggi. Sehingga pada saat proses perefluksan kami menggunakan pemanasan menggunakan mantel pemanas pada suhu sekitar 75C.
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
XI. Lampiran
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
- Apakah bisa menggunakan katalis lain selain HCl ?
- Mengapa dilakukan penyaringan sebanyak dua kali ?
- Mengapa di lakukan proses perefluksan dengan suhu yang tinggi ?
- Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara.
- http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
- Tim Kimia Organik. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jambi : Universitas Jambi.
- Underwood, A.L. 1987. Kuantitatif Analisis. Jakarta : Erlangga.
XI. Lampiran
Proses Refluks |
Proses Penyaringan filtrat yang pertama |
Proses Penyaringan Filtrat yang Kedua |
Proses penjenuhan menggunakan es batu |
Filtrat yang dihasilkan |
Saya sri pestari(A1C117041) akan menjawab pertanyaan nomer 3 yaitu Karena proses perefluksan bertujuan untuk memutuskan ikatan rangkap C = C sementara waktu menjadi ikatan tunggal C - C, yang mana suhu mempengaruhi kecepatan terjadinya reaksi, sehingga dengan suhu yang tinggi dapat memberikan kecepatan pemutusan ikatan rangkap tersebut
BalasHapusNovela melinda (A1C117007). Untuk pertanyaan nomor 1 menurut saya bisa. selain HCl terdapat asam mineral lain yang dapat mengakatalisis reaksi tersebut yaitu asam sulfat dan tiourea
BalasHapusFebby Marcelina Murni (A1C117037), akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Karena pada saat penyaringan yang pertama didapatkan filtrat yang masih keruh atau masih terdapat endapan didalamnya .
BalasHapus