Rabu, 27 Februari 2019

Jurnal percobaan 2

JURNAL PRAKTIKUM
“KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH”


DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019 




I.   Judul     : Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh

II. Tujuan   : Adapun tujuan pada percobaan ini, yaitu 
                  1. Agar mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni. 
2. Agar dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu senyawa murni.  
3. Agar dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni.  
4. Agar dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel.

III. Landasan Teori
    

             Kita dapat mengukur suhu suatu zat dalam kondisi apapun baik itu suhu biasa, panas ataupun dingin dengan menggunakan alat. Alat tersebut kita namakan termometer. Termometer tidak hanya dapat kita gunakan untuk mengukur suhu zat cair tetapi dapat kita gunakan untuk mengukur suhu zat padat maupun uap. Pengukuran yang dilakukan praktikan terhadap termometer yang kita gunakan sangat menentukan keakuratan hasil. Jika praktikan melakukan ketidaktelitian maka hasil penentuan titik leleh suatu senyawa mengalami kesalahan. Supaya hasil yang kita dapatkan tidak terjadi kesalahan maka kita harus memastikan bahwa termometer yang kita gunakan tersebut sudah layak digunakan dengan cara mengkalibrasi termometer tersebut dan harus memastikan bahwa termometer  yang kita gunakan dapat mengukur suhu dengan baik (Syamsurizal, 2019).
          
          Titik leleh senyawa murni yaitu suhu suatu senyawa dimana fase padat dan fase cair nya berada dalam keadaan setimbang dan tekanan senyawa tersebut 1 atm. Pada titik leleh ini kita memerlukan kalor agar suatu zat dapat mengalami perubahan dari bentuk kristal, pemecahan kisi kristal hingga semua zat tersebut berubah menjadi bentuk cair. Proses pelelehan berada dalam keadaan setimbang sehingga untuk melewatinya kita membutuhkan waktu dan perubahan suhu yang kecil. Kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat yaitu semakin murni zat maka rentang suhu leleh nya semakin kecil bahkan biasanya dibawah 1 derajat. Jika kita ingin menentukan titik leleh suatu senyawa maka harus mengusahakan agar tidak terdapat zat pengganggu yang akan mengakibatkan titik leleh senyawa tersebut lebih rendah dari titik leleh senyawa murninya. Titik leleh senyawa murni dapat ditentukan dengan mengamati perubahan  lelehnya yang dimulai dari saat terjadi pelelehan sedikit, transisi padat cair, sampai semua kristalnya mencair. Sebelum kita menggunakan thermometer untuk mengukur terlebih dahulu kita kalibrasi. Hal ini bertujuan untuk menguji kemampuan kerja thermometer tersebut sehingga hasil yang kita dapatkan lebih akurat (Tim Kimia Organik I, 2016).

          Sebagaimana yang kita ketahui bahwa titik leleh adalah keadaan dimana suau zat memiliki fase padat dan cair yang berada pada keadaan setimbang.  Jika kita menganggu kesetimbangan misal nya dengan menaikkan atau menurunkan kalor maka titik leleh nya juga akan berubah. Proses dimana zat padat berubah menjadi cair itulah yang disebut meleleh dan sebaliknya jika zat cair menjadi padat disebut membeku. Titik leleh suatu zat padat hasilnya akan sama dengan titik beku suatu zat cair (Chang, 2005).

        Dari penentuan titik leleh suatu zat kita dapat menentukan kemurnian suatu zat yaitu semakin tinggi titik leleh nya maka kemurnian zat tersebut semakin besar. Titik leleh suatu zat yang segolongan itu tidak dapat kita katakan sama karena memiliki elektronegativitas yang berbeda. Kita dapat dengan mudah mengetahui titik leleh suatu zat yaitu semakin cepat ia meleleh berarti terdapat ikatan yang kuat dan mngakibatkan ikatan tersebut sulit untuk diputuskan. Sehingga untuk memutuskannya membutuhkan energy yang besar dan mengakibatkan titik leleh juga semakin besar (Arsyad,2010).

       Menurut Saiful (2011) suatu zat dapat meleleh dengan cepat dan lambat pasti terdapat faktor yang menjadi penyebabnya. Yaitu :
1.   Ukuran Kristal sangat berpengaruh jika memiliki ukuran yang besar maka zat tersebut menjadi sulit untuk meleleh.
2.   Banyaknya sampel, semakin banyak sampel yag kita gunakan maka semakin sulit zat tersebut untuk meleleh begitupun sebaliknya.
3.    Senyawa lain, adanya senyawa lain yang terdapat dalam penentuan titik leleh juga mempengaruhi cepat lambatnya zat untuk meleleh. Karena zat lain tersebut bisa saja menjadi zat pengganggu yang dapat berikatan dengan zat lain didalamnya.
 

IV. Alat dan Bahan
4.1 Alat
      Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
  1. Labu erlenmeyer
  2. Termometer  
  3. Pemanas 
  4. Pipa gelas kapiler 
  5. Stick       
4.2 Bahan
      Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
  1. Es batu
  2. Air
  3. Gabus 
  4. Sampel zat murni  (Naftalen, Glukosa, Alpha-nattol, Asam Benzoat dan Maltosa)
V. Prosedur Kerja

5.1 Kalibrasi Termometer
  1. Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi. 
  2.  Dimasukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari udara luar.  
  3. Dicatat batas bawah skala termometer tersebut (0). 
  4. Diangkat termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3. 
  5. Dirancang kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades.
  6. Dimasukkan termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan  diusahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal.
  7. Dilakukan pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan). 
  8. Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi.
5.2 Penentuan Titik Leleh
  1.  Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup.
  2.  Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
  3.  Pipa kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer).
  4. Dimasukkan alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut erlenmeyer.
  5.  Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh.
  6. Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa.
  7. Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik).
5.3 Demonstrasi titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
  1. Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
  2. Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan pipa kapiler kosong (konstan).
  3. Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat sudah meleleh.
 Buat yang ingin tahu lebih lanjut bagaimana cara menentukan titik leleh suatu zat, mari simak video berikut ini: 
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg

Untuk mengetahui sebatas mana pemahaman kalian, Yuk jawab pertanyaan dibawah !
  1. Pada video tersebut terdapat alat untuk menentukan titik leleh. Jika di laboratorium kita tidak mempunyai alat tersebut apakah kita dapat menggunakan alat lain ? dan apakah hasil yang didapatkan akurat ?
  2. Mengapa titik leleh dikatakan sebagai suatu parameter untuk menentukan kemurnian suatu senyawa ?
  3. Bagaimana cara kita membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan yang tidak murni ?