JURNAL PRAKTIKUM
“KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH”
DI SUSUN OLEH :
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
NIKEN AYU HESTIANTARI
(A1C117033)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh
II. Tujuan : Adapun tujuan pada percobaan ini, yaitu
1. Agar mengetahui prinsip-prinsip dasar
dalam penentuan titik leleh senyawa murni.
2. Agar dapat melakukan kalibrasi
termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu senyawa murni.
3. Agar dapat membedakan titik leleh suatu senyawa
murni dengan senyawa yang tidak murni.
4. Agar dapat melakukan penentuan titik
leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel.
Kita dapat mengukur suhu suatu
zat dalam kondisi apapun baik itu suhu biasa, panas ataupun dingin dengan
menggunakan alat. Alat tersebut kita namakan termometer. Termometer tidak hanya
dapat kita gunakan untuk mengukur suhu zat cair tetapi dapat kita gunakan untuk
mengukur suhu zat padat maupun uap. Pengukuran yang dilakukan praktikan
terhadap termometer yang kita gunakan sangat menentukan keakuratan hasil. Jika
praktikan melakukan ketidaktelitian maka hasil penentuan titik leleh suatu
senyawa mengalami kesalahan. Supaya hasil yang kita dapatkan tidak terjadi
kesalahan maka kita harus memastikan bahwa termometer yang kita gunakan
tersebut sudah layak digunakan dengan cara mengkalibrasi termometer tersebut
dan harus memastikan bahwa termometer yang kita gunakan dapat mengukur suhu dengan
baik (Syamsurizal, 2019).
Titik
leleh senyawa murni yaitu suhu suatu senyawa dimana fase padat dan fase cair
nya berada dalam keadaan setimbang dan tekanan senyawa tersebut 1 atm. Pada
titik leleh ini kita memerlukan kalor agar suatu zat dapat mengalami perubahan
dari bentuk kristal, pemecahan kisi kristal hingga semua zat tersebut berubah
menjadi bentuk cair. Proses pelelehan berada dalam keadaan setimbang sehingga untuk
melewatinya kita membutuhkan waktu dan perubahan suhu yang kecil. Kita dapat
mengetahui kemurnian suatu zat yaitu semakin murni zat maka rentang suhu leleh
nya semakin kecil bahkan biasanya dibawah 1 derajat. Jika kita ingin menentukan
titik leleh suatu senyawa maka harus mengusahakan agar tidak terdapat zat
pengganggu yang akan mengakibatkan titik leleh senyawa tersebut lebih rendah
dari titik leleh senyawa murninya. Titik leleh senyawa murni dapat ditentukan
dengan mengamati perubahan lelehnya yang
dimulai dari saat terjadi pelelehan sedikit, transisi padat cair, sampai semua
kristalnya mencair. Sebelum kita menggunakan thermometer untuk mengukur
terlebih dahulu kita kalibrasi. Hal ini bertujuan untuk menguji kemampuan kerja
thermometer tersebut sehingga hasil yang kita dapatkan lebih akurat (Tim Kimia Organik I, 2016).
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa titik leleh adalah keadaan dimana suau zat memiliki fase padat dan cair
yang berada pada keadaan setimbang. Jika
kita menganggu kesetimbangan misal nya dengan menaikkan atau menurunkan kalor
maka titik leleh nya juga akan berubah. Proses dimana zat padat berubah menjadi
cair itulah yang disebut meleleh dan sebaliknya jika zat cair menjadi padat
disebut membeku. Titik leleh suatu zat padat hasilnya akan sama dengan titik
beku suatu zat cair (Chang, 2005).
Dari
penentuan titik leleh suatu zat kita dapat menentukan kemurnian suatu zat yaitu
semakin tinggi titik leleh nya maka kemurnian zat tersebut semakin besar. Titik
leleh suatu zat yang segolongan itu tidak dapat kita katakan sama karena
memiliki elektronegativitas yang berbeda. Kita dapat dengan mudah mengetahui
titik leleh suatu zat yaitu semakin cepat ia meleleh berarti terdapat ikatan
yang kuat dan mngakibatkan ikatan tersebut sulit untuk diputuskan. Sehingga
untuk memutuskannya membutuhkan energy yang besar dan mengakibatkan titik leleh
juga semakin besar (Arsyad,2010).
Menurut
Saiful (2011) suatu zat dapat meleleh dengan cepat dan lambat pasti terdapat
faktor yang menjadi penyebabnya. Yaitu :
1. Ukuran Kristal sangat berpengaruh jika memiliki ukuran yang
besar maka zat tersebut menjadi sulit untuk meleleh.
2. Banyaknya sampel, semakin banyak sampel yag kita gunakan maka
semakin sulit zat tersebut untuk meleleh begitupun sebaliknya.
3. Senyawa lain, adanya senyawa lain yang terdapat dalam penentuan
titik leleh juga mempengaruhi cepat lambatnya zat untuk meleleh. Karena zat
lain tersebut bisa saja menjadi zat pengganggu yang dapat berikatan dengan zat
lain didalamnya.
IV. Alat dan Bahan
4.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
- Labu erlenmeyer
- Termometer
- Pemanas
- Pipa gelas kapiler
- Stick
Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
- Es batu
- Air
- Gabus
- Sampel zat murni (Naftalen, Glukosa, Alpha-nattol, Asam Benzoat dan Maltosa)
5.1 Kalibrasi Termometer
- Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi.
- Dimasukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari udara luar.
- Dicatat batas bawah skala termometer tersebut (0).
- Diangkat termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3.
- Dirancang kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades.
- Dimasukkan termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan diusahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal.
- Dilakukan pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan).
- Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi.
- Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup.
- Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
- Pipa kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer).
- Dimasukkan alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut erlenmeyer.
- Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh.
- Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa.
- Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik).
- Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
- Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan pipa kapiler kosong (konstan).
- Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat sudah meleleh.
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
Untuk mengetahui sebatas mana pemahaman kalian, Yuk jawab pertanyaan dibawah !
- Pada video tersebut terdapat alat untuk menentukan titik leleh. Jika di laboratorium kita tidak mempunyai alat tersebut apakah kita dapat menggunakan alat lain ? dan apakah hasil yang didapatkan akurat ?
- Mengapa titik leleh dikatakan sebagai suatu parameter untuk menentukan kemurnian suatu senyawa ?
- Bagaimana cara kita membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan yang tidak murni ?